Limbah Anorganik Contohnya Antara Lain
Jenis limbah anorganik
Limbah anorganik dibedakan menjadi tiga, yakni limbah anorganik padat, limbah anorganik cair, dan limbah anorganik gas.
Dapat Menghemat Sumber Daya Alam
Proses daur ulang limbah jenis ini bisa mengurangi penggunaan sumber daya alam dan dapat semakin menghematnya.
Kenapa Limbah Jenis Anorganik Harus Didaur Ulang?
Berikut sejumlah alasan mengapa limbah anorganik harus di daur ulang, antara lain:
Contoh Limbah Anorganik
Berikut sejumlah contoh dari limbah anorganik ini, antara lain:
Contoh yang pertama adalah limbah plastik. Seperti nama yang dimilikinya, limbah ini berasal dari plastik dan sudah tidak digunakan lagi. Perlu diketahui, limbah jenis ini begitu berbahaya bila dibuang secara sembarangan.
Hal ini disebabkan karena limbah ini tidak dapat membusuk karena tidak bisa didaur ulang dengan alam. Akibatnya, limbah akan merusak ekosistem. Sebuah data yang berasal dari Badan Pusat Statistik mengungkap, limbah plastik yang berada di Indonesia mencapai 64 ton setiap tahunnya dan 3,2 juta ton dibuang ke laut.
Limbah anorganik yang ada di laut ini akhirnya terpapar angin, sinar matahari dan gelombang, hingga akhirnya memecahnya menjadi partikel kecil. Setelah memecah menjadi partikel kecil, ikan serta satwa laut ikut mengonsumsinya.
Ikan yang mengonsumsi limbah ini kemudian dikonsumsi manusia dan dapat menimbulkan sejumlah masalah kesehatan. Limbah plastik tentu saja berbahaya untuk lingkungan, karena dapat menyebabkan sejumlah masalah seperti:
Contoh limbah anorganik lainnya adalah kaca. Limbah kaca dapat dikatakan sebagai sampah yang berbahaya bila dibuang secara sembarangan, karena dapat terinjak dan akhirnya melukai hewan dan manusia di sekitar.
Bukan hanya itu, limbah kaca ini juga sukar tarurai di dalam tanah. Kaca dibuat dari pasir silika serta dicampur dengan batu kapur dan abu soda. Dengan pemanasan, tiga bahan tersebut tercampur dan dijadikan kaca. Bahan kaca bahkan membutuhkan waktu hingga 1 juta tahun agar dapat terurai tanpa bersisa.
Karena alasan inilah, limbah kaca umumnya didaur ulang atau digunakan kembali. Limbah kaca yang sudah pecah akan didaur ulang menjadi barang yang sama seperti semula. Nantinya akan menjadi barang lain seperti vas bunga, botol, cendera mata dan berbagai hiasan lain.
Contoh limbah anorganik lainnya adalah limbah logam. Contoh limbah ini seperti kaleng, besi, timah, alumunium dan lainnya. Limbah ini dapat dengan mudah Anda temukan di lingkungan sekitar.
Pada dasarnya, contoh limbah ini bisa dipisahkan dari timbunan sampah serta dapat didaur ulang menjadi berbagai macam barang dengan nilai seni. Umumnya, limbah ini akan dilebur ke material asalnya serta digunakan sebagai campuran semen atau yang lainnya.
Umumnya, limbah ini akan dipipihkan agar dapat menghemat ruang dalam tempat sampah. Kemudian untuk kaleng yang memiliki kandungan lem, serta larutan kimia yang berbahaya juga harus dibuang di tempat sampah yang terpisah.
Kemudian sampah yang berasal dari bahan kaleng bisa didaur ulang menjadi sejumlah barang kerajinan yang memiliki manfaat tinggi seperti gantungan kunci, celengan dan yang lainnya.
Contoh lain yang tidak boleh terlewat adalah limbah baterai. Baterai serta lampu adalah limbah elektronik yang memiliki substansi yang berbahaya. Ketika baterai yang sudah habis, kemudian dibuang di tempat pembuangan akhir, baterai dapat membusuk kemudian bocor.
Bila limbah anorganik ini mengalami korosi, nantinya bahan kimia dapat meresap di dalam tanah dan akhirnya mencemari air tanah serta permukaan. Banyaknya ukuran dan variasi baterai akan membuat proses daur ulang menjadi sulit.
Oleh sebab itu, limbah baterai harus dipilih dan dipilah sesuai dengan kesamaan jenis yang dimilikinya, karena setiap jenis baterai mempunyai teknik daur ulang berbeda-beda.
Baterai yang memiliki kandungan asam timbal yang berasal dari kendaraan sering didaur ulang dan diambil logam dari dalamnya.
Dibuat dari bahan manufaktur sintetik
Selanjutnya, ciri-ciri limbah anorganik adalah dibuat dari bahan manufaktur atau sintetik.
Misalnya, styrofoam merupakan jenis limbah anorganik yang terbuat dari campuran bahan sintetis, seperti polistirena dan gas CFC, yang keduanya dapat merusak dan menipiskan lapisan ozon atau O3.
Dapat didaur ulang
Ciri limbah anorganik yang terakhir adalah dapat diolah melalui proses daur ulang.
Meski sampah anorganik tidak mudah terurai, namun limbah anorganik dapat diolah melalui proses daur ulang untuk kebutuhan lain maupun diolah menjadi barang baru yang lebih bermanfaat.
Dapat Menciptakan Lapangan Kerja
Bagaimana limbah dapat menciptakan lapangan kerja? Pengelolaan limbah tentu saja memerlukan sumber daya manusia. Oleh sebab itu, proses daur ulang dari limbah ini akan menciptakan lingkungan kerja serta mengurangi pengangguran yang terjadi.
Tidak mudah terurai
Ciri limbah anorganik yang pertama adalah tidak mudah terurai. Artinya, sampah anorganik membutuhkan waktu yang cukup lama untuk terurai.
Faktanya, beberapa jenis limbah anorganik membutuhkan waktu hingga puluhan tahun untuk terurai menjadi zat, elemen, atau partikel yang lebih kecil.
Mar Mengenal Limbah Anorganik dan Juga Contohnya
Limbah anorganik merupakan limbah yang tidak berasal dari makhluk hidup. Limbah jenis ini memerlukan waktu penguraian yang begitu lama, bahkan penguraiannya dapat mencapai ratusan tahun lamanya. Hal ini disebabkan karena sifatnya yang tidak mudah diurai secara alami.
Oleh sebab itu, pengelolaan hingga pengolahan limbah jenis ini harus dilakukan dengan tepat, agar dapat menekan angka pencemaran limbah terhadap lingkungan. Perlu diketahui, jenis ini adalah limbah yang banyak mencemari lingkungan Indonesia. Bahkan, terdapat 4 hingga 5 juta ton limbah yang mencemari saluran air serta laut.
Ciri-ciri limbah anorganik
Berikut adalah ciri-ciri limbah atau sampah anorganik:
Baca juga: Sampah Saset di Sungai Ciliwung Mengandung Polimer EVOH, Apa Itu?